Israel mengumumkan rencana membangun sekitar 700 apartemen baru di Yerusalem Timur yang disengketakan, mengabaikan seruan Palestina dan Amerika. Pemerintah Israel Senin kemarin membuka tender untuk pembangunan apartemen itu.
Para pejabat Palestina, termasuk perunding Palestina Saeb Erakat mengutuk rencana itu. Mereka mengatakan, ini adalah kelanjutan pembangunan permukiman Israel yang menurut mereka merupakan perampasan tanah yang mereka inginkan untuk mendirikan negara merdeka. Israel mengklaim seluruh wilayah Yerusalem sebagai ibukotanya, dan tidak menganggap Yerusalem Timur sebagai permukiman.
Di
Washington, jurubicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan, Amerika menentang
pembangunan baru di Yerusalem Timur. Ia menyebut pertikaian terkait Yerusalem
sebagai 'isu status permanen' yang harus diselesaikan melalui perundingan.
Jurubicara DepLu AS menyatakan sangat keberatan, mengingat tindakan Israel ini sebenarnyalah
merugikan upaya perdamaian.
Para pejabat AS mengungkapkan, utusan khusus AS
bagi Timur Tengah, George Mitchell berencana bertolak ke kawasan tsb untuk
menengahi masalah itu kembali.