Georgia dan Rusia memperingati satu tahun konflik mereka mengenai wilayah Ossetia Selatan yang memisahkan diri dari Georgia. Kedua negara saling bersaing mengadakan peringatan tersebut dan kembali saling melontarkan tuduhan.
Rakyat Georgia mengheningkan cipta selama satu menit
untuk menghormati para korban konflik, sebelum Presiden Mikheil Saakhashvili
berpidato di Gori, kota Georgia yang paling parah menderita akibat operasi
militer Rusia.
Sebuah pameran diluar ruang di ibukota Georgia, Tbilisi, menggambarkan upaya Rusia selama berabad-abad untuk mendominasi negara itu. Berbagai peringatan juga digelar di ibukota Ossetia Selatan.
Pemimpin di kawasan itu, Eduard kokoity, dalam komentarnya kepada VOA siaran bahasa Rusia hari Kamis mendesak masyarakat internasional agar menyatakan Rusia sebagai aggressor.