Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk pertama kali mendukung sasaran pembentukan sebuah negara Palestina yang di demiliterisasi.
Dalam sebuah pidato Minggu, Netanyahu menyertakan dua kondisi utama bagi penerimaan sebuah negara Palestina. Ia mengatakan menginginkan jaminan internasional bahwa negara Palestina itu tidak memiliki kemampuan militer yang mengancam keamanan Israel.
Netanyahu juga mengatakan kepemimpinan Palestina harus mengakui Israel sebagai tanah air bersejarah dari rakyat Yahudi.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak tuntutan ini. Pemerintahnya mengatakan pengungsi Palestina yang lari dari Israel ketika perang kemerdekaan Israel berlangsung tahun 1948, serta jutaan turunan mereka, harus memiliki hak untuk kembali ke bekas rumah mereka.
Jurubicara Abbas mengecam pidato Netanyahu yang katanya menyabot usaha perdamaian.
Dari Gedung Putih, sebuah pernyataan mengatakan Presiden Barack Obama menyambut gembira dukungan pemecahan dua negara terhadap konflik Israel Palestina.
