Seorang ulama yang merundingkan perjanjian perdamaian di Lembah Swat, Pakistan mengatakan, ia dan para pendukungnya meninggalkan kawasan itu sebagai protes karena pemerintah tidak memberlakukan Syariah Islam di wilayah itu.
Sufi Mohammed hari Kamis mengatakan bahwa kelompoknya tidak meninggalkan perjanjian yang bertujuan mengakhiri kekerasan yang berlangsung berbulan-bulan antara pemerintah dan militan pro-Taliban itu. Ia menegaskan, mereka akan mengakhiri kamp perdamaian di Swat.
Mohammed mengeluh bahwa presiden Asif Ali Zardari belum menandatangani perjanjian yang dicapai dua bulan lalu itu.
Jurubicara Mohammed, Ameer Izzat mengatakan kepada VOA, pemerintah belum melaksanakan isi perjanjian yang memungkinkan diberlakukannya Syariah Islam sebagai imbalan dihentikannya kekerasan. Ia menambahkan, jika terjadi kekerasan lagi, itu adalah karena kesalahan pemerintah pusat.