Tautan-tautan Akses

Oposisi Thailand Desak Singapura dan Birma Boikot KTT ASEAN


Para pengunjuk-rasa oposisi Thailand menyerukan agar Singapura dan Birma memboikot KTT ASEAN yang akan dilangsungkan di Thailand bulan depan. Para pengunjuk rasa pengikut mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra mengeluarkan seruan itu dalam rapat umum hari Jumat di luar kedutaan kedua negara di Bangkok.

Para demonstran menyerahkan petisi kepada para diplomat Singapura dan Birma, mendesak pemerintah mereka supaya tidak mengikuti KTT ASEAN di kota peristirahatan Thailand, Hua Hin itu. Para pemrotes menganggap pemerintah Thailand pimpinan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva tidak sah dan berpendapat seyogianya tidak menjadi tuan rumah KTT regional.

Abhisit memindahkan tempat penyelenggaraan KTT ASEAN itu dari Bangkok ke Hua Hin di Thailand tengah karena khawatir pengunjuk rasa di ibukota mungkin berusaha mengacaukannya. KTT itu akan dibuka tanggal 27 Februari.

Dalam berita terpisah, Thailand telah menawarkan untuk menyelenggarakan konferensi regional untuk mencari solusi bersama bagi masalah pendatang gelap yang terus meningkat, teristimewa dari minoritas Muslim yang ditindas di Birma yang dikenal sebagai suku Rohingya.

Kementerian Luar Negeri Thailand mengeluarkan pengumuman itu Jumat kemarin setelah seorang pejabat tinggi, Virasakdi Futrakul bertemu dengan dutabesar-dutabesar Bangladesh, Malaysia, Indonesia, India dan seorang diplomat Birma untuk membicarakan masalah tersebut. Pertemuan itu berlangsung di tengah adanya laporan pihak berwenang militer Thailand bulan lalu memaksa sampai seribu pendatang migrant kembali ke laut lepas tanpa kelengkapan yang memadai untuk bertahan hidup. Indonesia, India dan negara lain di kawasan itu menyelamatkan sekitar 650 pengungsi perahu.

Diduga banyak yang tewas di laut. Badan PBB urusan Pengungsi mengatakan mereka tidak diberi akses untuk menjenguk keadaan 126 pengungsi perahu yang ditahan di Thailand dan sekitar 190 orang yang ditahan di Indonesia.

XS
SM
MD
LG