Pemerintah Filipina menghentikan pembicaraan perdamaian dengan pemberontak Muslim yang telah melakukan pemberontakan selama empat puluh tahun untuk mendirikan tanah air sendiri di bagian selatan negara itu.
Juru bicara Presiden Gloria Arroyo mengatakan presiden telah membubarkan panel khusus yang menangani perundingan dengan Front Pembebasan Islam Moro(MILF).
Pembicaraan perdamaian tersebut macet setelah dua komandan MILF yang membelot melancarkan serangan terhadap beberapa desa di pulau Mindanao bulan lalu, menjarah dan membakar rumah-rumah dan lahan pertanian dan membunuh puluhan orang.
Kekerasan tersebut dipicu oleh tindakan Mahkamah Agung Filipina memblokir persetujuan untuk memperluas dan memperkuat wilayah otonomi Muslim.
Arroyo diperkirakan akan mengalihkan perhatiannya pada pembicaraan dengan masyarakat setempat di Filipina selatan.