Amnesty International yang berkedudukan di London hari Jumat mengatakan politisi di Mindanao, Filipin selatan mempersenjatai penduduk sipil setempat dan membentuk milisi sipil untuk melindungi diri dari pemberontak Fron Pembebasan Islam Moro MILF.
Menurut Amnesty mempersenjatai penduduk sipil adalah perbuatan berbahaya yang dapat meningkatkan kekerasan di sana.
Dua komandan MILF yang membelot bersama anak buah mereka menyerang beberapa desa di Mindanao menewaskan puluhan orang dan menjarah serta membakar rumah dan pertanian.
Militer Filipina mengatakan hari Jumat sedikitnya seorang anggota pasukan pemerintah dan 30 pemberontak tewas selama dua hari pertempuran.
Kekerasan terbaru itu pecah karena Mahkamah Agung Filipina memblokir perjanjian perdamaian untuk memperluas daerah otonomi Muslim. Hari Jumat pejabat-pejabat MILF terus mendesak pemerintah agar menandatangani perjanjian itu dan menepiskan usul agar perjanjian dirundingkan kembali.
