Tautan-tautan Akses

Uni Eropa, AS Kutuk Pemilu Ulang di Zimbabwe Sebagai Sandiwara


Uni Eropa dan Amerika mengutuk pemilihan-ulang presiden di Zimbabwe hari Jum'at, mencapnya sandiwara yang tidak punya legitimasi.

Jurubicara Uni Eropa mengatakan kepada VOA pemilihan itu kosong dan tidak mencerminkan kehendak rakyat Zimbabwe. Di Washington, jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan pemilihan itu suatu sandiwara yang dilakukan dalam suasana intimidasi dan takut.

Menteri luar negeri Amerika Condoleezza Rice dalam keterangan di Jepang mengatakan para anggota Dewan Keamanan PBB akan melakukan konsultasi langkah apa yang perlu diambil setelah pemilihan itu selesai.

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mendesak Uni Afrika untuk secara terbuka dan sekeras-kerasnya mengutuk pemilihan yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia itu.

Pejabat tinggi Uni Afrika, Jean Ping mengatakan ia yakin masalah Zimbabwe dapat diselesaikan dalam cara wajar. Ia menghimbau para kepala negara Uni Afrika membicarakan situasi itu.

Sementara, saksi mata mengatakan jumlah warga yang turun memberi suara dalam pemilihan-ulang presiden di Zimbabwe hari Jum'at tidak banyak. Presiden Robert Mugabe tampil sebagai calon tunggal dalam pemilihan yang kontroversial itu.

Pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai menarik diri dari pencalonan awal pekan ini sebab kekerasan terhadap pendukungnya membuat pemilihan tidak mungkin dilakukan. Dalam jumpa pers di Harare hari Jum'at ia menolak pemilihan itu dan mencapnya selaku tindakan intimidasi masal. Sebelumnya ia mengajak pendukungnya memboikot pemilihan.

Saksi mata mengatakan jumlah yang memilih besar di dua Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Harare, tetapi di TPS lain tidak banyak. Banyak warga mengatakan milisi partai yang memerintah mengancam akan melukai mereka jika mereka tidak memilih.

Presiden Mugabe memilih di kawasan Highfields di Harare dan mengatakan kepada wartawan ia optimistis. Presiden yang berumur 84 tahun itu menampik semua seruan dari Barat maupun dari sesama pemimpin Afrika agar menunda pemilihan karena adanya kekerasan.


XS
SM
MD
LG