Tautan-tautan Akses

AS Prihatin Laporan Pengusiran Paksa Pengungsi Topan Birma


Pejabat-pejabat Amerika mengatakan mereka prihatin terhadap laporan-laporan bahwa pemerintah militer Birma telah melakukan pengusiran terhadap sebagian yang selamat dari bencana badai dari tempat-tempat penampungan sementara mereka.

Seorang pejabat Badan Pembangunan Internasional Amerika, Kyu Luu mengatakan hari Kamis bahwa jika pengusiran itu terjadi, mereka mungkin akan dipaksa untuk kembali ke daerah dimana para pakar bencana internasional mungkin tidak akan dapat bekerja.

Amnesty Internaional melaporkan pekan ini, bahwa pemerintah militer Birma memaksa sebagian yang selamat dari bencana badai itu kembali ke rumah-rumah mereka, meskipun kalau rumah-rumah mereka hancur. Organisasi HAM itu juga melaporkan kejadian-kejadian dimana tentara memaksa orang bekerja untuk mendapatkan bantuan pangan.

PBB mengatakan setengah juta orang telah hidup di kamp-kamp sejak badai melanda Delta Irrawaddy 2 Mei lalu. Badai itu menewaskan 78.000 orang dan 56.000 orang belum diketahui nasibnya.

Dalam perkembangan terpisah, pemerintah India siap menandatangani persetujuan penananam modal yang sudah 10 tahun disiapkan dengan negara tetangga Birma. Mentri Informasi dan Penyiaran India P.R.Dasmunsi mengatakan kepada para wartawan di New Delhi hari Kamis bahwa Kabinet India telah menyetujui persetujuan bilateral yang ditujukan untuk meningkatkan penanaman modal antara kedua negara.

Persetujuan itu juga akan melindungi kepentingan masing-masing negara selama masa 10 tahun. Persetujuan itu dibuat sementara masyarakat internasional terus menekan pemerintah militer Birma agar mengizinkan bantuan internasional masuk ke negara itu, setelah badai bulan lalu yang meneewaskan paling sedikit 78.000 orang.

Tidak seperti banyak negara lain, India mempunyai hubungan diplomatik dengan pemerintah militer Birma.

XS
SM
MD
LG