Parlemen Libanon akan melakukan pemungutan suara lagi bulan depan, untuk memilih presiden negara itu.
Pemungutan suara tanggal 13 Mei itu diumumkan hari Sabtu oleh ketua parlemen Nabih Berri. Ini adalah kesembilanbelas kalinya parlemen Libanon melakukan pemungutan suara memilih pengganti presiden Emile Lahoud yang masa jabatannya berakhir November lalu.
Pemungutan suara yang dijadualkan sebelumnya pekan ini ditunda, karena jumlah yang hadir tidak memenuhi kuorum.
Pertikaian antara partai mayoritas yang didukung Barat dan pihak oposisi yang pro Syria menimbulkan kemacetan ini.
Kedua pihak sepakat mengangkat Panglima Tentara Jenderal Michel Suleiman sebagai presiden, namun mereka berbeda pendapat mengenai susunan kabinet.
Kemacetan ini membuat Libanon terseret ke dalam krisis politik. Libanon telah lama berupaya bangkit dari dampak perang saudara selama 15 tahun yang berakhir tahun 1990.