Presiden Pakistan Pervez Musharraf mengatakan, pemerintahnya telah melakukan segala yang mungkin dilakukan untuk melindungi pemimpin oposisi Benazir Bhutto, tetapi mantan perdana menteri yang terbunuh itu memikul tanggung jawab sendiri atas kematiannya bulan lalu.
Presiden Musharraf mengatakan, Nyonya Bhutto mengabaikan peringatan mengenai keamanan dengan berdiri di kendaraan lapis baja terbuka yang dinaikinya melambai-lambaikan tangan kepada para pendukungnya.
Presiden Musharraf bersikeras bahwa keputusan itu adalah penting yang menyebabkan kematiannya dalam serangan bom dan tembakan, pada tanggal 27 Desember ketika dia meninggalkan tempat rapat umum pemilu.
Bertentangan dengan satu bagian utama laporan pemerintahannya sebelumnya mengenai pembunuhan itu, Presiden Musharraf mengatakan kepada Televisi Amerika, CBS, dalam acara 60 minutes, berupa wawancara yang direkam untuk disiarkan hari Minggu, bahwa Nyonya Bhutto, menderita luka akibat tembakan yang mengakibatkan kematiannya.
Keadaan sebenarnya mengenai meninggalnya Benazir Bhutto menjadi sengketa. Para pejabat Pakistan mengatakan, Nyonya Bhutto meninggal karena luka kepalanya terbentur kendaraan. Para pembantu Nyonya Bhutto dan orang-orang lain yang bersama dia mengatakan, Nyonya Bhutto meninggal akibat peluru yang ditembakkan mengenai kepalanya.
