Tautan-tautan Akses

Delegasi 180 Negara Berkumpul di Bali untuk Konferensi Perubahan Iklim


Para pejabat pemerintah dan organisasi lingkungan dari 180 negara lebih mulai berkumpul di Bali, untuk menghadiri pertemuan 11 hari membahas perubahan iklim. Mulai hari Senin besok, para delegasi akan membahas pengganti Perjanjian Kyoto yang habis masa berlakunya tahun 2012.

Menteri Lingkungan Indonesia Rachmat Witular mengatakan kepada VOA, ia berharap konferensi Bali akan menghasilkan persetujuan yang lebih konprehensif daripada Perjanjian Kyoto.

Perjanjian tahun 1997 itu mengharuskan negara-negara industri mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi memberikan pengecualian kepada negara berkembang seperti India dan Cina. Amerika tidak pernah menandatangani perjanjian itu. Perjanjian Kyoto sebagian terfokus pada pelestarian dan peningkatan hutan yang menyergap gas asam arang, salah satu gas rumah kaca. Para pakar prihatin karena hutan ditebang untuk membuat perkebunan, yang hasilnya dijadikan bahan bakar.

Sementara itu, Kepala Urusan Perubahan Iklim PBB, Yves de Boer mengatakan jutaan orang di seluruh dunia akan menyorot konperensdi perubahan iklim yang dibuka hari Senin ini di Bali. Hari Minggu ia bertanya kepada para delegasi jawaban politik apa yang akan mereka berikan dalam menghadapi kegusaran publik serta bukti ilmiah yang semakin besar tentang risiko yang bisa timbul jika perubahan iklim tidak dicegah.

Boer mengatakan ia menerima berbagai sinyal dari para pemuka negara maju tentang komitmen baru bagi iklim yang ideal untuk masa depan. Sebagai contoh ia menyebut pernyataan Presiden Bush tentang perlunya jawaban global terhadap perubahan iklim. Peserta konperensi Bali akan membahas perjanjian untuk mengganti Perjanjian Kyoto tahun 1997 yang habis masa lakunya tahun 2012. Perjanjian Kyoto mengharuskan negara industri mengurangi emisi gas rumahkaca tetapi tidak diratifikasi oleh Amerika.

XS
SM
MD
LG