Seorang utusan Prancis berada di Libanon dalam upaya membantu menembus kebuntuan politik atas penggantian Presiden Emile Lahoud yang pro-Syria.
Penasehat kepresidenan Prancis Claude Gueant melakukan pembicaraan dengan pemerintah dan pemuka oposisi hari ini mengenai kemungkinan seorang calon kompromi. Gueant mengatakan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy memiliki hubungan kuat dengan Libanon dan tidak dapat melihat saja negara itu didera krisis.
Katanya Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner akan melakukan perjalanan ke ibukota Libanon, Beirut pekan depan untuk melanjutkan upaya Prancis menembus kebuntuan yang mengancam pemilu presiden negara itu.
Paelemen Libanon sudah dua kali menangguhkan pemungutan suara memilih presiden baru untuk memberi faksi-faksi yang bersaing tambahan waktu menyepakati seorang kandidat untuk menggantikan Lahoud.
Mayoritas parlemen yang anti-Syria ingin mengganti Lahoud dengan salah seorang anggota mereka, tetapi partai-partai oposisi yang dipimpin Hizbullah menolak kandidat pihak mayoritas.
Dewan Keaman PBB menyerukan Libanon melakukan pemilihan sebelum masa jabatan Lahoud berakhir tanggal 24 November.
