Tautan-tautan Akses

Dewan HAM PBB Serukan Sidang Darurat Bahas Krisis di Birma


Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyerukan sidang darurat untuk mempelajari krisis yang terjadi di Birma, pada hari ketiga tindakan keras pemerintah terhadap para demonstran anti-pemerintah.

DI Jenewa, Dewan mengumumkan keputusannya hari ini, setelah Uni Eropa mengajukan permintaan mengenai hal tersebut. Sidang akan diadakan Selasa pekan depan.

Suatu pernyataan dari Duta Besar Portugal Francisco Xavier Esteves, yang negaranya sedang mendapat giliran menjabat presiden Uni Eropa, mengatakan para pemimpin Eropa sangat sedih karena Birma gagal memenuhi seruan masyarakat internasional untuk menahan diri.

Sebelumnya, Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara ASEAN menyatakan muak atas tewasnya paling sedikit 10 demonstran di Rangoon selama dua hari belakangan, dan mengimbau Birma agar menghentikan kekerasan.

Sementara itu, Cina dan Jepang juga sepakat bekerjasama untuk membantu mengakhiri krisis. Dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda, Perdana Menteri Cina Wen Jiabao mengatakan Cina akan menggunakan pengaruhnya terhadap Birma.

Di Birma, pasukan keamanan kembali melepaskan tembakan untuk membubarkan ribuan demonstran anti-pemerintah di Rangoon, pada hari ketiga tindakan keras pemerintah yang menewaskan sedikitnya 10 orang.

Kata para saksi mata, ribuan demonstran hari ini berkumpul di dekat Pagoda Sule, yang merupakan pusat aksi protes. Seorang demonstran mengatakan bahwa polisi dan tentara menggunakan peluru dan tongkat pemukul terhadap massa. Tidak ada laporan korban luka.

Di berbagai tempat lain di Rangoon, para demonstran berulangkali berhadapan dengan petugas keamanan, membubarkan diri dan kemudian berkumpul kembali sebelum malam tiba.

Pihak berwenang Birma juga memutuskan akses ke Internet, yang kata para warga adalah upaya pengawasan lebih jauh oleh pemerintah.

Kelompok-kelompok hak media, seperti Wartawan tanpa Batas dan Asosiasi Media Birma menyatakan, kemarin tentara menggerebek hotel-hotel tempat menginap wartawan asing dan menutupi surat kabar yang menolak menerbitkan propaganda pemerintah.

Pemerintah militer Birma mengatakan pasukan keamanan telah menewaskan sembilan orang dan melukai 11 lainnya hari Kamis, ketika pihak berwenang berusaha membubarkan puluhan ribu demonstran pro-demokrasi. Pemerintah menyatakan satu orang tewas hari Rabu. Duta Besar Australia untuk Birma Bob Davis mengatakan jumlahkorban tewas kemungkinan jauh lebih banyak.

XS
SM
MD
LG