Seorang pengacara untuk hakim agung yang diskors di Pakistan mengatakan Presiden Pervez Musharraf bertindak penuh dendam sewaktu ia memberhentikan hakim itu dari jabatannya.
Pengacara Aitzaz Ahsan memberitahu Mahkamah Agung di Islamabad hari Selasa bahwa Jenderal Musharraf bertindak, meminjam ucapannya, demi “dendam pribadi” terhadap hakim Iftikar Mohammed Chaudry.
Tim pengacara Chaudry mengemukakan argumentasi bahwa awal Maret, pemimpin militer itu memanggil hakim tersebut kekantornya dan hendak menekannya supaya mengundurkan diri. Tim pengacara itu mengatakan Chaudry menolak, yang membuat Jenderal Musharraf menskornya tanggal 9 Maret atas tuduhan menyalah gunakan wewenang. Tim pengacara Chaudry mengatakan penskorsan itu tidak konstitusional.
Mahkamah Agung akan mengambil keputusan mengenai tantangan Chaudrey atas proses hukum itu. Jenderal Musharraf mengatakan ia mematuhi peraturan hukum, dan ia menuduh pihak-pihak pengecamnya mempolitisir kasus tersebut. Penskorsan hakim itu mengakibatkan demonstrasi di mana-mana oleh para pengacara, politisi yang beroposisi dan aktivis.
