Indonesia dan Singapura telah menandatangani perjanjian ekstradisi bersejarah Jumat ini di Bali, yang dipandang sebagai lembaran baru dalam hubungan kedua negara yang kadang-kadang tegang.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Leong bertemu di sana untuk menyaksikan penanda-tanganan itu, yang telah lama diusahakan oleh Jakarta dalam memberantas korupsi.
Pakta militer antara para menteri pertahanan kedua negara juga diduga ditandatangani di Istana Tampaksiring, Bali, untuk memperkuat hubungan militer, termasuk untuk mengadakan latihan militer bersama pada masa depan.
Namun fokus persetujuan tersebut dikatakan oleh Indonsia akan memungkinkan untuk memburu para tersangka pejabat dan pebisnis yang korup sejak era mantan dictator Suharto.
Deputi Jaksa Agung, Hendarman Supanjui, Jumat mengatakan, kepada wartawan, daftar 20 tersangka atau terdakwa korupsi akan diserahkan kepada Singapura segera setelah ditandatanganinya persetujuan tersebut.
Teten Masduki, pendiri Indonesia Corruption Watch, berpendapat puluhan milyar dolar Amerika telah ditimbun di Singapura oleh konglomerat Indonesia selama terjadi krisis keuangan yang lalu.
Jakarta telah menuduh Singapura menunda perjanjian itu karena khawatir para tersangka akan menarik uang mereka dan menggoyahkan situasi keuangan Singapura.