PM Israel mengatakan negaranya bersedia membuat konsesi “yang memedihkan” untuk mendorong maju proses perdamaian yang sudah lama macet. Ehud Olmert tidak mengatakan secara khusus konsesi apa yang dikatakannya Israel bersedia melakukan itu. Tetapi Olmert mengatakan di Tel Aviv hari ini bahwa prakarsa Saudi untuk perdamaian di Timur Tengah dapat membentuk apa yang ia sebut “dasar yang tidak menyusahkan” untuk perundingan di masa depan antara Israel dan negara-negara Arab moderat.
KTT Arab pekan depan diperkirakan akan meluncurkan lagi prakarsa Saudi itu, yang menyerukan kepada Israel agar mengembalikan semua wilayah yang diduduki sejak perang tahun 1967 sebagai imbalan hubungan normal dengan negara-negara Arab. Israel mengatakan mempertimbangkan tawaran itu secara sungguh-sungguh tetapi unsur-unsur dalam rencana itu tidak dapat diterima.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kerangka persetujuan telah dicapai dengan Israel yang akan membebaskan seorang tentara Israel yang ditangkap. PM Olmert telah mengatakan ia bersedia membebaskan tawanan-tawanan Palestina sebagai ganti tentara Israel yang dibebaskan.
Sementara di Amerika, sebuah universitas terkemuka mengadakan sayembara untuk membuar rancangan untuk kota Jerusalem yang akan memajukan ko-eksistensi damai antara semua golongan, baik Yahudi, Kristen maupun Muslim. Massachusetts Institute of Technology mengatakan sayembara itu, yang disebut “Jerusalem Yang Adil”, ditujukan untuk menemukan sebuah rancangan kota yang akan memungkinkan gagasan-gagasan dan kewarganegaraan yang berbeda” hidup dalam suasana damai.
Para peserta sayembara akan dapat menunjukkan visinya mengenai Jerusalem di masa depan – sebagai ibukota dua negara atau satu negara, sebagai sebuah kota internasional atau lainnya – dan kemudian akan menjelaskan mengapa pandangannya itu akan memajukan perdamaian dan kekekalan. Israel merebut Jerusalem Timur yang semula dikuasai Arab pada tahun 1967, menganeksinya dan menyatakannya sebuah satu Jerusalem sebagai ibukotanya yang abadi. Palestina menginginkan Jerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina mendatang. Pendaftaran untuk sayembara itu akan dimulai 31 Maret ini, Pemenang akan diumumkan bulan Maret tahun depan dan akan menerima fellowship di universitas itu senilai 50.000 dolar. .