WHO dan lebih dari 20 mitra internasionalnya meluncurkan rencana aksi global untuk memerangi produk medis palsu.
Pejabat WHO mengatakan rencana itu termasuk satu paket berisi langkah-langkah untukmembantu pihak berwenang melindungi populasinya dari obat palsu.
Rencana aksi 5 poin itu menunut pengembangan tehnologi yang lebih baik untuk mencegah pemalsuan dan melacak obat palsu di pasar serta di situs internet.
Rencana itu juga mendesak semua negara menetapkan legislasi yang lebih keras untuk menghukum mereka yang membuat dan menjual obat palsu.
WHO menyatakan bahaya obat palsu paling besar di negara-negara miskin.
Perkiraan terakhir menunjukkan lebih dari 30 persen obat yang beredar di beberapa wilayah Amerika Latin, asia Selatan dan Sub Sahara Afrika adalah obat palsu.
Dengan perkembangan ekonomi, WHO menempatkan angka itu pada tingkat 10 persen.