Tautan-tautan Akses

AS Pertimbangkan Tindakan Lebih Jauh Terhadap Pemerintah Thailand


Gedung Putih sekali lagi mengimbau pemulihan demokrasi segera di Thailand, dan mengatakan pihaknya kini mempertimbangkan tindakan lebih jauh setelah menangguhkan bantuan sebesar $24-juta dolar menyusul kudeta di negara itu. Jurubicara Gedung Putih Dana Perino mengatakan pemerintah Amerika prihatinan mengenai berbagai pembatasan hak-hak sipil di Thailand setelah Perdana Menteri Thaksin Shinawatra disingkirkan bulan lalu.

Pihak militer hari Minggu mengumumkan bahwa Raja Bhumibol Adulyadej menyetujui konstitusi-interim yang mempertahankan para pemimpin militer tetap pada jabatannya. Konstitusi-interim itu meng-otorisasi mereka mengangkat dan menyingkirkan perdana menteri dan para anggota kabinet pemerintahan mendatang. Juga pada hari Minggu, para pemimpin kudeta melantik seorang panglima tentara yang sudah pensiun, Jenderal Surayud Chuklanont, sebagai perdana menteri. Para pemimpin kudeta mengatakan ia akan tetap memegang jabatan itu hingga pemilu dilangsungkan tahun depan.

Sementara secara terpisah, mantan perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra telah meletakkan jabatan ketua partai Thai Rak Thai. Dalam sepucuk surat yang dibacakan oleh jurubicara partai, hari Selasa, Thaksin mengatakan ia mundur untuk menjaga masa depan partai yang didirikannya. Kudeta militer tanpa pertumpahan darah mencopot wewenang Thaksin bulan lalu ketia ia berada di luar negeri.

Thaksin sampai sekarang hidup dipengasingan di London sementara komisi yang ditunjuk militer di Thailand menyelidiki tuduhan korupsi semasa pemerintahannya. Sekitar 200 anggotanya sudah keluar dari partai Thai Rak Thai sejak kudeta itu, termasuk pejabat-pejabat tinggi dan anggota parlemen Thailand. Partai-partai politik dilarang melakukan semua aktivitas sejak militer mengambil-alih kekuasaan.

XS
SM
MD
LG