Presiden Bush memuji keberhasilan Irak dalam membentuk pemerintahan bersatu, namun memperingatkan bahwa aksi kekerasan akan terus berlanjut. Dalam pidato mingguannya melalui radio, Presiden Bush mengatakan para pemberontak mengandalkan aksi-aksi kekerasan setelah merasa putus asa dalam upaya menghadapi demokrasi di Irak.
Bush mengatakan, pembentukan pemerintahan bersatu nasional adalah tonggak penting jalan menuju demokrasi, namun dia memperingatkan pertempuran yang lebih sengit, pengorbanan dan perjuangan yang lebih berat akan menghadang di depan. Dia mengatakan, demokrasi di Irak akan mencegah negara ini menjadi tempat berlindung para teroris, dan akan menjadi pukulan yang berat bagi ideologi kebencian teroris.
Sementara itu, ribuan orang di New York melancarkan protes terhadap perang di Irak. Para demonstran ini termasuk Pendeta Jesse Jackson, aktris Susan Sarandon dan Cindy Sheehan, yang menjadi pengecam keras perang di Irak setelah anaknya tewas di Irak. Perkembangan di Irak ini terjadi saat jajak pendapat menyebutkan, dukungan bagi Presiden Bush mencapai angka terendah selama ini, di mana survey CNN menunjukkan dukungan itu hanya 32 persen.
Sementara dari Irak diberitakan sedikitnya enam orang tewas, termasuk seorang tentara Amerika, akibat bom pinggir jalan dan penembakan hari ini di Irak. Di kota Jurf al Sakhar 80 km selatan Baghdad, orang-orang besenjata menculik seorang polisi dan saudaranya dan menembaknya. Juga di selatan Baghdad, para pemberontak menyerang konvoi tentara Irak menewaskan dua tentara.
Di Baghdad barat, sebuah bom menewaskan seorang polisi Irak dan melukai dua lainnya. Militer Amerika mengatakan, seorang tentara Amerika tewas setelah bom pinggir jalan menyerang konvoinya di barat daya Baghdad. Mayat enam orang, yang tampaknya dieksekusi, ditemukan di Baghdad. Aksi-aksi kekerasan ini terjadi saat para pemimpin Irak melanjutkan upaya mereka untuk membentuk sebuah cabinet baru. Amerika mengatakan, pemerintahan bersatu nasional Irak akan membantu meredakan aksi kekerasan. Bulan ini, sekitar 70 tentara Amerika tewas di Irak menjadikan bulan April sebagai bulan paling mematikan bagi tentara Amerika.