Tautan-tautan Akses

Warga Irak Berikan Suara Dalam Referendum Rancangan Konstitusi Baru


Para pemilih di Irak memberikan suara mereka dalam referendum hari ini untuk rancangan Konstitusi yang dianggap amat penting bagi usaha memajukan proses demokratisasi negara itu.

Ribuan TPS telah dibuka hari Sabtu pagi ini dengan penjagaan keamanan yang amat ketat dan tapal-tapal batas Irak tertutup, dan lalu-lintas sangat terlarang. Meskipun terdapat kekhawatiran akan serangan-serangan maut seperti yang terjadi pada pemilu sebelumnya tahun ini, proses pemungutan suara itu sampai saat ini berlangsung cukup tenang. Para pemberontak telah menyerang 4 TPS di Baghdad, namun tidak ada korban meninggal yang dilaporkan. Di tempat lainnya, sebuah ledakan bom tepi jalan telah menewaskan 3 tentara Irak di sebelah timur laut Baghdad, dan pasukan tentara Amerika bertempur melawan para pemberontak di kota Ramadi, sebelah barat ibukota Baghdad.

Presiden Irak Jalal Talabani dan PM Ibrahim al-Jaafari adalah beberapa orang yang pertama kali memberikan suaranya pagi ini di daerah zona hijau yang dijaga ketat. Presiden Talabani menyerukan kepada kaum Arab Sunni – yang merupakan tulang-punggung pemberontakan – agar memberikan suara mereka dalam referendum.

Sebelumnya dalam pekan ini, parlemen Irak telah menyetujui tawaran perjanjian yang bertujuan mendapatkan dukungan golongan Arab Sunni, yang pada umumnya menentang rancangan Konstitusi itu. Tawaran perjanjian tersebut diterima oleh partai politik Arab Sunni terbesar, Partai Islam Irak. Tetapi banyak kelompok Sunni lain tetap akan menolak rancangan Konstitusi itu. Lebih dari 15 juta warga Irak terdaftar untuk memilih. Jika rakyat Irak menolak rancangan Konstitusi, maka mereka akan harus memilih anggota-anggota parlemen baru untuk menyusun rancangan Konstitusi baru.

Sementara itu, Pemerintahan Bush menyatakan pihaknya berharap agar rakyat Irak akan menyetujui RUUD ketika para pemilih pergi ke TPS-TPS hari Sabtu ini. Dalam wawancara hari Jumat kemarin, Wakil Presiden Dick Cheney mengatakan menurutnya rakyat Irak, dalam jumlah besar, akan ikut terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai “peristiwa penting.” Katanya, RUUD itu perlu disetujui sebelum diadakan pemilihan nasional pada bulan Desember tahun ini. Juru bicara Gedung Putih Scott McClellan mengatakan referendum di seluruh Irak itu adalah peristiwa “bersejarah” bagi negara itu. Beberapa senator dari partai Demokrat juga menyatakan optimis bahwa RUUD itu akan disetujui. Di Baghdad, Duta Besar Amerika Serikat Zalmay Khalilzad mengatakan RUUD itu memperoleh dukungan signifikan dari pihak Arab Sunni, dan memperkirakan banyak pemilih akan mendatangi TPS-TPS.

XS
SM
MD
LG