Tautan-tautan Akses

Human Rights Watch: Pemuka Agama Iran Rintangi Penyelenggaraan Pemilu Presiden Yang Bebas dan Jujur


Human Rights Watch yang berkedudukan di Amerika Serikat mengatakan para pemuka agama yang tidak dipilih rakyat merintangi Iran menyelenggarakan pemilihan presiden yang bebas dan jujur. Organisasi HAM itu hari ini mengeluarkan laporan yang melukiskan pemilihan yang akan diselenggarakan hari Jumat itu sebagai, dalam tanda kutip, “sudah dimasak lebih dulu”.

Dikatakan, Majelis Wali Iran memberi persetujuan atas daftar sangat terbatas calon yang dilukiskan sebagai orang dalam dari elit yang berkuasa, sementara menafsirkan undang-undang pemilu untuk menolak semua perempuan dan siapa saja yang mengecam pemerintah mencalonkan diri menjadi presiden.

Dewan itu memberi pengesahan pada 8 dari seribu lebih calon yang mendaftar bagi pemilihan tahun ini. Sejumlah tokoh reformis di Iran sudah menyerukan pemboikotan pemilu itu. Tetapi Presiden Muhammad Khatami, yang dilarang mencalonkan diri untuk ketiga kali, menyerukan agar datang memberikan suara sementara juga menganjurkan pemilih mendukung reformasi.

Sementara itu, Para pejabat Iran mengatakan, serangan-serangan bom hari ini, Minggu, di barat daya Iran, menewaskan paling sedikit tiga orang. Seorang jurubicara kementerian dalam negeri Iran di Teheran mengatakan, tiga ledakan terjadi di luar gedung pemerintah di Ahvaz, 550 kilometer barat daya Teheran.

Para saksi mengatakan, beberapa gedung rusak, akibat ledakan-ledakan tadi. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas tindakan itu, yang terjadi hanya lima hari sebelum pemilu presiden Iran. Ahvaz menjadi ajang kerusuhan hebat dua bulan yang lalu, setelah tersiar berita bahwa ada rencana akan mengurangi penduduk Arab di wilayah itu. Lebih dari 250 orang ditahan selama dua hari demonstrasi pada bulan April.

XS
SM
MD
LG