Tautan-tautan Akses

IMIGRASI DI AMERIKA


Adalah klise untuk mengatakan bahwa Amerika adalah negara imigran. Tetapi seperti banyak klise-klise lain, pernyataan ini memang benar. Selama tiga abad, masyarakat Amerika yang beragam terbentuk dari serangkaian gelombang imigran yang meninggalkan tanah air mereka untuk menghindari penindasan politik, pembatasan beragama dan kesulitan ekonomi. Bagi banyak imigran, Amerika menjadi negeri kesempatan. Bagi Amerika, para imigran bagaikan bingkisan yang tidak pernah habis.

Semua ini dicapai bukannya tanpa kesulitan, baik bagi imigran maupun bagi Amerika. Selalu saja ada rintangan untuk menjadi imigran ke Amerika. Sebuah isu imigrasi muncul dalam 15 gahun terakhir ini, yaitu orang-orang yang masuk ke Amerika tanpa izin. Kadang-kadang mereka disebut imigran tanpa surat, kadang-kadang disebut pendatang gelap.

Sekitar 11 juta orang tinggal di Amerika secara illegal. Ini kenaikan tajam dari tahun 1980an. Waktu itu, jumlah pendatang gelap di Amerika hanya satu setengah juta orang. Dari kesebelas juta orang migran tanpa surat, enam juta orang berasal dari Meksiko, dua juta datang dari negara-negara Amerika Latin lain, satu juta dari Asia dan sisanya dari Eropa dan Afrika. Ada berbagai reaksi atas peningkatan imigran gelap. Beberapa poilitisi yang marah menuntut agar orang-orang gelap itu dipulangkan ke negara masing-masing. Itu tidak akan terjadi. Tetapi beberapa negara bagian menutup akses ke pendidikan tinggi, layanan kesehatan dan layanan lain yang dibayar pemerintah.

Pendidikan bagi imigran adalah isu yang sangat penting. Mahkamah Agung Amerika tahun 1982 memutuskan, negara bagian harus menyediakan pendidikan dasar dan menengah secara gratis kepada setiap anak yang tinggal di Amerika. Undang-undang ini tidak mengharuskan di anak membuktikan bahwa ia tinggal di Amerika secara legal. Tetapi di banyak negara bagian, mereka harus membayar biaya yang jauh lebih tinggi untuk masuk perguruan tinggi. Hanya Kalifornia, New York dan enam negara bagian lain yang mengizinkan migran tanpa status legal membayar uang kuliah yang sama dengan penduduk setempat. Sebagai gambaran, di negara bagian Florida, untuk mahasiswa dari Florida uang kuliah sekitar $3.000,00 sedang untuk mahasiswa dari luar negara bagian, termasuk migran tanpa status $15.000,00. Pada umumnya, para penduduk gelap tidak mampu membayar semahal itu.

Florida sedang memperdebatkan sebuah rancangan undang-undang yang akan membuat penduduk gelap membayar jumlah yang sama dengan penduduk setempat. Beberapa negara bagian lain juga membahas rancangan undang undang serupa. Dua orang anggota DPR Negara Bagian Florida yang mendukung RUU itu mengemukakan, ini adalah soal keadilan. Mereka berpendapat, para mahasiswa ini adalah anak-anak imigran yang dibesarkan di Florida, bersekolah di Florida dan mematuhi undang-undang yang ada.

Orang Amerika selalu berpikiran bahwa pendidikan tinggi baik bagi perekonomian. Tenaga kerja yang berpendidikan tinggi berarti lebih banyak uang dalam perekonomian, yang disumbangkan oleh orang-orang yang perpenghasilan tinggi. Mereka yang tidak sependapat bahwa imigran gelap bermanfaat bagi Amerika sering mengajukan argumen dengan penuh emosi. “Namanya saja sudah ‘ilegal’” teriak seorang anggota DPR Negara Bagian Florida. “Kalau undang-undang ini disetujui, ini akan semakin mendorong orang untuk masuk ke Amerika secara ilegal.”

Rancangan Undang-Undang yang sedang dibahas Kongres Amerika akan memberikan kepada anak-anak yang sudah tinggal di Amerika selama sekurang-kurangnya lima tahun, status legal sementara setelah mereka lulus SMA. Mereka yang masuk perguruan tinggi atau menjadi tentara, layak menjadi penduduk tetap. Rancangan Undang Undang ini ditolak pada tahun 2003 dan 2004. Kisah-kisah mengenai imigrasi di Amerika, yang menggugah rasa ingin tahu, meskipun kadang-kadang menyedihkan, selalu manarik minat orang, terutama bagi mereka yang memiliki impian untuk pada suatu hari tinggal di Amerika, meskipun secara illegal. (voa/howell/djoko)

XS
SM
MD
LG